Selasa, 30 Juni 2009

Gapai Kejayaan Islam

Memperkokoh Ukhuwah Demi Kejayaan Islam

Umat Islam hari ini semakin terpuruk dalam kondisi yang menyedihkan. Berbagai fitnah dan makar dilontarkan orang – orang kafir yang didukung oleh orang – orang munafik untuk menghancurkan kaum muslimin di seluruh dunia. Bosnia, Checnya, Palestina, Afganistan dan Iraq adalah saksi bagaimana tentara – tentara kafir membantai Muslimin. Begitu juga di negeri ini yang katanya mayoritas penduduknya muslim. Kita masih ingat tentang peristiwa Ambon dan Poso. Pelakunya bukan saja orang kafir, namun sebagian orang islam yang telah hancur loyalitasnya. Umat Islam yang anti peradaban barat, ingin menerapkan Syari’at Islam, akan membangun peradaban Islam, tidak mau memisahkan antara Islam sebagai agama dan negara dan menjadikan sunnah Rasulullah sebagai panduan kehidupan, dicap sebagai Islam garis keras, radikal, dan bahkan dikategorikan sebagai teroris yang ironisnya semua itu diiyakan oleh sebagian besar ummat Islam di negeri ini yang memang telah hancur aqidah dan loyalitasnya.

Sejarah pernah mencatat bahwa di atas bumi ini pernah ada sebuah negeri yang didirikan oleh seorang buta huruf bernama Muhammad saw, Negeri yang kemudian mampu menguasai hampir sepertiga bumi, mengalahkan dua super power masa itu, Romawi dan Persia. Kunci pemersatunya bukan kekayaan alam, bukan kecanggihan teknologi, bukan pula persenjataan yang canggih, tapi ‘sekedar’ keteguhan aqidah, kekuatan ukhuwah dan ketegasan loyalitas. Ketiga kunci inilah yang telah berhasil membawa dunia kepada peradaban manusia yang paling beradab.

Namun, kehormatan dan ‘izzah kaum muslimin hari ini berada dalam kurva yang paling rendah. Tidak ada lagi keberanian dan kegagahan kaum muslimin dalam menghadapi orang kafir dan munafik. Sebaliknya, telah hilang ketakutan dalam diri kaum kafir terhadap kekuatan Islam, sehingga dengan mudahnya mereka melakukan makar. Mereka sadar betul, bahwa inti kekuatan umat Islam, yaitu aqidah, ukhuwah dan loyalitas telah sirna dari diri kaum muslimin.

Generasi awal kaum muslimin telah memberikan contoh betapa eratnya rasa persaudaraan mereka. Sebagai golongan minoritas ditengah mayoritas musrikin Quraisy, mereka merasa bahwa setiap orang yang telah beriman kepada Muhammad saw telah menjadi saudara yang harus ditolong, dibela dan dilindungi. Ikatan persaudaraan mereka bahkan mengalahkan nasab.

Ukhuwah semacam ini juga yang telah memungkinkan Rasulullah saw dan muslimin Makkah untuk hijrah ke Madinah, dan membentuk daulah Islam yang pertama. Rasulullah saw kemudian mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar sebagai satu kekuatan. Sungguh tidak ada ikatan yang paling kuat selain ikatan persaudaraan karena kesatuan aqidah.

Allah I berfirman : “ Dan berpeganglah kamu sekalian kepada agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai. Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika dahulu kamu bermusuh-musuhan maka Allah menjinakkan hati kamu, lalu jadilah kamu orang-orang yang bersaudara “. (QS. Ali Imran : 103).

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu (ukhuwah), niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (Al Anfal 73).

Inilah dasar kesatuan dan kekuatan kaum muslimin saat itu. Diantara mereka merasa saling membutuhkan, memberi dan menerima, melindungi dan membela. Hingga Rasulullah saw mengibaratkan : “ Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya itu laksana sebuah bangunan, sebagiannya memperkokoh bagian yang lain”.(HR Muslim).

Kondisi hari ini sebenarnya telah digambarkan Rasulullah saw
sejak lima belas abad yang lalu : “ Kelak kalian (kaum muslim) akan dikerubuti oleh umat – umat lain dari berbagai penjuru persis seperti hidangan yang dikerubuti oleh orang-orang “. Kami (para sahabat) bertanya :”Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya Rasulullah ?” Rasul menjawab,”Justru jumlah kalian saat itu sangat banyak. Akan tetapi, kalian hanyalah buih seperti buih di lautan sehingga hilanglah rasa takut dari kalbu musuh – musuh kalian (terhadap kalian), sementara dalam kalbu-kalbu kalian ada penyakit wahn.”Kami bertanya lagi, “Apakah penyakit wahn itu?” Rasul menjawab,”Yaitu cinta dunia dan takut mati.”(HR Ahmad).

Apa yang digambarkan Rasulullah saw betul-betul telah terjadi. Realitanya, kaum kufar (Yahudi dan Nasrani) makin ‘kemaruk dalam menghancurkan kaum muslimin, yang justru sadar atau tidak umat Islam yang tergolong munafik membantu dalam penghancuran itu baik dalam bidang aqidah, fisik maupun moral.

Apa yang dilakukan Amerika dan Inggris di Afganistan dan Iraq, Rusia di Checnya, Israel di Palestina, Kaum Nasrani di Ambon dan Poso, dan penangkapan – penangkapan dan penculikan terhadap ulama – ulama dan para aktifis di Indonesia dengan isu teroris adalah gambaran permusuhan yang nyata oleh kaum kufar dan munafik terhadap kaum muslimin. Ironisnya sedikit sekali pembelaan dari umat Islam sendiri, justru kebanyakan mereka menyetujui tindakan-tindakan itu. Penyebabnya adalah lemahnya aqidah, rasa ukhuwah dan hilangnya loyalitas terhadap Islam. Kebanyakan kaum muslimin hari ini lebih kuat loyalitasnya terhadap kaum kafir. Berapa banyak orang Islam yang lebih percaya pada berita-berita yang diberikan media-media kafir, mengambil perlindungan dari mereka dan bahkan membantu mereka memerangi kaum muslimin yang benar-benar ingin menegakkan kalimatullah.Wallahu a’lam bish-showwab. KOKAM Sleman

KOKAM

KOKAM