Sabtu, 09 Juli 2011

KOKAM Sabiilillah: Jihad Dalam Islam

KOKAM Sabiilillah: Jihad Dalam Islam

Jihad Dalam Islam


Jihad Dalam Islam


Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (At-Taubah:19)

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah Jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (At-Taubah:73)

Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa. ( At-Taubah:123)

diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah:216)

Ayat-ayat tentang persoalan ini masih banyak. Sedangkan hadits yang berkaitan dengan tema ini di antarantya adalah sebagai berikut:

Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya, ‘Amalan apa yang paling utama?’ Beliau menjawab,’Beriman kepada Allah.’ ‘Kemudian?’ Beliau menjaab,’Jihad di jalan Allah.’ ‘lalu?’ Beliau menjawab,’Haji mabrur.” (Shohih Muslim, Kitab Al-Iman, no. 135 dan Shohih Bukhari, I/77.

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari danm muslim dari Abdullah bin Abi Aufa, bahwa pada hari pertemuan dengan musuh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menunggu sampai matahari condong lalu beliau berdiri di hadapan banyak orang dan bersabda,”Wahai manusia, janganlah kalian berharap untuk berjumpa musuh. Mohonlah keselamatan kepada Allah. Jika kalian berjumpa musuh, bertahanlah. Ketahuilah, sesungguhnya surge berada di bawah naungan pedang. (Al-Lu’lu’ wa Al-Marjan, no. 1137)

Dari Abu Hurairah, dia berkata,”Datang seorang laki-laki kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam, berkata’Wahai Rasulullah, beri tahukanlah padaku suatu amalan yang setara dengan jihad di jalan Allah!’ Rasulullah menjawab, ‘Tidak ada’. Lalu beliau bersabda,’ Apakah kamu mampu, ketika seorang mujahid pergi berjuang di jalan Allah, kamu masuk masjid, lalu berdiri sholat dan tidak berhenti, dan kamu berpuasa tanpa berbuka?’ Ia berkata, ‘Aku tidak akan mampu.’” HR. Bukhori, IV/6

Dari Imran bin Al-Hushain, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Keberadaan seseoranbg di barisan jihad di jalan Allah lebih utama daripada ibadah seseorang selama 60 tahun.” (Sunan Darami, 2401)

Dari Abu Hurairah berkata,”Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Setiap orang yang meninggal akan ditutup amalnya, kecuali para penjaga perbatasan (murabith) di jalan Allah. Sesungguhnya amalnya akan terus mengalir sampai dia dibangkitkan.” (Sunan Abu Daud, 4158) (HR. Ahmad, IV/150

Uqbah bin Amir setiap akan keluar rumah untuk latihan memamah, meminta seseorang untuk mengikutinya. Dia pun berkata,”Tampaknya orang ini hamper merasa bosan.” Lalu dia berkata,”Maukah kamu kuberi tahu hadits yang kudengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam?” Orang itu menjawab,”Baiklah.” Dia pun berkata,”Aku mendengar beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,” Sesungguhnya Allah memasukkan ke syurga tiga orang lantaran satu buah anak panah, yaitu pembuatnya, yang membuatnya untuk kebaikan, orang yang mempersiapkannya di jalan Allah; dan orang yang melemparkannya di jalan Allah…”(HR. Ahmad, IV/148)

Sebuah riwayat, telah diterima dari Salamah bin Nufail al Kindi, dia berkata: Ketika aku sedang duduk di dekat Rasulullah , tiba-tiba ada seorang lelaki bertanya: “Wahai Rasulullah, orang-orang sudah tidak lagi mengurus kuda mereka dan meletakkan senjata mereka, dan mereka mengatakan: Tak ada lagi jihad, perang telah usai!. Rasulullah menghadapkan wajahnya dan berkata: "Mereka dusta!. Sekarang telah datang masa perang, dan akan senantiasa ada di antara umatku sekelompok orang yang berperang membela kebenaran, dan Allah memalingkan hati banyak kaum pada mereka dan memberi rizki mereka dari (harta musuh) mereka hingga hari kiamat tiba, sehingga janji Allah datang. Kuda itu tertambat pada ubun-ubunnya kebaikan hingga hari kiamat."Thaifatul Manshurah :Abu Basyir,Sunan an Nasa’ie – no: 3333.

Hadits tentang jihad masih sangat banyak, sampai Al-Hafizh Ibnu Asakir menyusun sebuah kitab dengan judul “Al-Arba’un fi Al-Hatsi ‘Ala Al-jihad” (40 Hadits tentang Anjuran Jihad).

Dari nash-nash ini dan banyak lagi nash yang lain, kaum muslimin menjadi tahu bahwa jihad merupakan kewajiban yan telah ditetapkan oleh Allah atas kaum Muslimin. Allah merangsang mereka aghar gemar berjihad, lalu Allah memberikan pahala dan balasan di akhirat atas ketaatan ini, yang tidak diberikan dalam ibadah dan ketaatan lain. Secara otomatis jihad akan menjadi fardhu ain bagi setiap Muslim yang mampu di negeri Islam.

Manakala jihad merupakan kewajiban umat Islam, maka Allah memerintahkan mereka mempersiapkan diri untuk berjihad. Allah berfirman,

"dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)". ( Al-Anfal:60)

Mempersiapkan segenap kemampuan adalah suatu kewajiban yang mengiringi kewajiban jihad. Ayat di atas memerintahkan untuk mempersiapkan kekuatan dengan beragam bentuk, jenis, dan sarananya. Secara khusus, ayat ini menyebutkan tentang kuda-kuda yang ditambatkan, karena memang kuda adalah alat yang baik di segala medan. Kita masih ingat perang Afganistan? Walau sudah banyak mobil dan angkutan modern namun ternyata kuda masih sangat di butuhkan dalam peperangan itu. Islam harus memiliki kekuatan untuk bergerak dimuka bumi ini demi membebaskan umat manusia. Sasaran dari kekuatan ini adalah:

  1. Meyakinkan orang-orang yang telah memilih aqidah Islam, sehingga setelah mereka berpegang teguh padanya dan tidak akan mudah terbujuk.
  2. Menggetarkan musuh Allah dan musuh Muslimin, sehingga mereka tidak berpikir untuk menyerang atau menganggu.
  3. Menggetarkan musuh-musuh sehingga mereka tidak berpikir untuk menghentikan penyebaran Islam dalam rangka membebaskan seluruh umat manusia dari belenggu kekafiran.
  4. Menghancurkan seluruh kekuatan yang menyematkan sifat ketuhanan pada dirinya. Dan menundukkan dunia pada kekuasaan Allah

Kemudian dalam kitab Mukhtashar Ibnu Katsir ada keterangan hadits sebagai berikut. Dari Uqbah bin Amir, dia berkata,”Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda dan beliau sedang berdiri di atas mimbar, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah melempar (membidik), ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah melempar (membidik), ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah melempar (membidik).”(HR. Muslim, Abu Daud, dan lainnya)

Satu hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwasannya melempar (membidik) merupakan suatu ketrampilan yang dapat diperoleh dengan belajar dan latihan yang kontinyu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan para sahabatnya untuk belajar dan latihan membidik (memanah). Imam Bukhari meriwayatkan dari Salamah bin Al-Akwa’ berkata,” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam keluar menemui kelompok orang Bani Aslam yang sedang berlomba membidik (memanah), lalu beliau bersabda,’Wahai Bani Ismail, membidiklah (memanahlah), sebab nenek moyang kalia adalah ahli membidik (memanah). Membidiklah (memanahlah), sementara aku di pihak Bani Fulan.’ Kemusian salah satu pihak menahan diri tidak jadi membidik (memanah). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pun bersabda,’Mengapa kalian tidak jadi membidik (memanah)?’ Mereka menjawab, ‘Bagaimana kami membidik (memanah), sedangkan Anda di pihak mereka?’ Beliau bersabda,’membidiklah (memanahlah), aku bersama kalian semua’. Lalu mereka saling berlomba membidik (memanah). Yang satu tidak melebihi yang lain.” (HR. Bukhari)

Demikianlah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mendidik para sahabatnya dalam keterampilan membidik (memanah). Keahlian membidik (melempar) dan ketepatan sasaran sampai sekarang masih menjadi salah satu kekuatan angkatan perang yang paling fenomenal. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam pun memperingatkan umatnya untuk tidak meninggalkan keterampilan membidik (melempar). Imam Ahmad meriwayatkan dari Uqbah bin Amir, dia berkata,”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Barangsiapa meninggalkan keterampilan membidik (melempar) setelah ia mengetahuinya, maka itu berarti kenikmatan yang di kufuri”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi, hadits hasan shohih).

Dalam tafsir Taisir Al-Karim Ar-rahman fi Tafsir Kalam Al-manan ada keterangan sebagai berikut.” …Persiapkanlah untuk menghadapi musuh-musuh kafirmu yang terus berusaha menghancurkan kalian dan memusnahkan Din kalian, segala hal yang kalian mampu, baik berupa daya intelektual, kekuatan fisik, segala macam alat perang, dan sebagainya. Dengan kata lain, mempersiapkan semua hal yang dapat mendukung untuk memerangi mereka. Termasuk di dalamnya adalah pembangunan pabrik senjata yang memproduksi berbagai macam senjata dan alat perang, sarana pertahanan, serta strategi perang dan politik, yang dengannya kaum Muslimin akan maju dan kuat.”Oleh karena itu , rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “ Ketahuilah, bahwa kekuatan itu adalah membidik (melempar)…”

Satu hal yang perlu kita perhatikan adalah bahwasannya persiapan untuk jihad itu mencakup dua aspek pokok, yaitu personal dan peralatan, namun persiapan personal lebih di dahulukan daripada peralatan. Kita bisa mengkaji tentang kisah peperangan Rasulullah dan para sahabat meskipun jumlah pasukan dan persenjataan terbatas namun bisa mengalahkan pasukan yang jauh lebih banyak dan peralatan jauh lebih lengkap, dan pernah mengalami kerugian dan hampir diujung kekalahan walaupun dari segi jumlah dan peralatan memadai. Semua itu dikarenakan oleh faktor personal-personal. Seperti dalam perang Uhud dan perang Hunain. Dan kita bisa mengkaji juga kisah-kisang perang modern saat ini misalnya, Afganistan, Iraq, Chechnya, Pakistan dan lain sebagainya.

Bahkan persiapan itu sendiri seharusnya dimulai sejak berada dibuaian ibu, khususnya persiapan jihad, karena jihad ini menuntut persiapan spiritual, intelektual, sikap mental dan fisik. Kaum Muslimin dalam rangka melaksanakan kewajiban jihad dutuntut untuk melaksanakan tarbiyah askariyah untuk seluruh generasi umat Islam. Karena tarbiyah askariyah merupakan bagian dari terbiyah Islamiyah.

Yang perlu lebih ditekankan lagi adalah kewajiban tarbiyah askariyah atas seluruh umat Islam. Perang itu memerlukan peralatan dan latihan fisik lebih-lebih penguatan ruhiyah yang siap memikul beban perang, pengetahuan berbagai teknik perang, dan keberanian yang telah ditempa sejak kecil. Setiap orang Muslim harus memperhatikan masalah ini. Ada atsar dari sahabat Nabi yang memerintahkan kita untuk menaruh perhatian pada generasi penerus kita yang berbunyi,” Ajarilah anak-anakmu berenang, membidik (melempar), menunggang kuda, dan suruhlah melompat ke punggung kuda. (Sa’id Hawwa, Jundullah, 252)

Jika berenang itu untuk menguatkan tubuh, mengencangkan otot, dan melarutkan lemak, maka membidik dengan menggunakan berbagai macam alat perang merupakan teknik perang yang sangat penting sampai saat ini. Seharusnya semua mujahid Islam berlatih menggunakan semua jenis alat tersebut, seperti pistol, senapan, senapan otomatis, granat, roket, mortal , dan sebagainya.

Tentang menunggang kuda, di samping kuda adalah tunggangan yang efektif di segala medan ternyata berlatih menunggang kuda juga melatih keseimbangan dan memacu kecerdasan seorang anak, maka ketika ada anak yang autis maka disarankan untuk dilatih menunggang kuda. Demikian juga berlatih memanah, dengan berlatih memanah maka otak seorang anak akan terlatih untuk fokus dan itu juga termasuk sesuatu yang bisa memacu kecerdasan seorang anak.

Manakala fungsi Daulah Islamiyah/Khilafah Islamiyah adalah untuk menundukkan dunia pada kekuasaan Allah, maka wajib atasnya untuk mempersiapkan suatu persiapan sempurna yang menuntut adanya personal terlatih dan spesialis. Namun semua ini tidak mudah dilakukan, kecuali bila umat ini merupakan para pejuang dan selalu siap berperang. Oleh karenanya, Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! (An Nisa : 71)

Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(At Taubah : 41)

(KOKAM Sabiilillah)

KOKAM

KOKAM