Selasa, 28 Juli 2009

Jihad Sabiiluna 2


Tegar di Jalan Jihad


Berkenaan ujian dan cobaan umat sebelum kita, Rasulullah mengabarkan, ketika di antara shahabat ada yang mengadu kepada beliau tentang kerasnya siksaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir, beliau bersabda:

"Telah terjadi atas orang-orang sebelum kalian seorang laki-laki disiksa dengan dibuatkan lubang di dalam bumi dan dia dimasukkan ke dalamnya. kemudian didatangkan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya lalu dibelah menjadi dua bagian. dan disisir dengan besi hingga mengeluas kulitnya, itu semua tidak menghalangi mereka dari din mereka..." (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah orang-orang sebelum kita juga diuji oleh Allah. Jadi, seseorang yang telah bertekad meniti jalan kebenaran harus siap menerima ujian dan cobaan. Semakin teguh memegang prinsip maka selama itu pula akan semakin berat mendapat ujian dari Allah.

Namun hanya sedikit yang tahan dengan ujian dan cobaan. Banyak dari kalangan muslimin yang lebih memilih kompromi dengan musuh daripada memilih jalan jihad. Betapa banyak diantara mereka yang lebih memilih kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat yang kekal dengan mengkhianati din nya. Bahkan ada juga diantara kaum muslimin yang 'bertaubat' dari jihad fi sabilillah, bertaubat dari amalan yang paling utama kepada perbuatan memusuhi agama Allah dan para wali-Nya.

Teguh Memegang Prinsip adalah Kemenangan

Teguh di atas jalan dan prinsip jihad, apapun yang menimpa dirinya, baik siksaan, intimidasi, celaan bahkan pembunuhan merupakan satu kemenangan atas musuh-musuh Islam. Keteguhahan dalam memegang prinsip adalah salah satu bentuk kemenangan yang tiada ternilai harganya. Memegang prinsp yang diyakini ketika mendapat tekanan dan intimidasi bukan perkara yang mudah. Hanya mereka yang mempunyai pendirian kuat yang mampu meraihnya. Tentunya kemenangan ini tidal lepas dari pertolongan Allah yang meneguhkan hati para hamba-Nya yang beriman. Allah Ta'ala berfirman:
"Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan perkataan yang kokoh ketika di dunia maupun di akhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang dzalim dan Allah mengerjakan apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim : 27)

Berkenaan ayat ini Abdurrahman bin Nashir As Sa'di berkata," Sesungguhnya Allah mengabarkan bahwa Dia meneguhkan para hamba-Nya yang mukmin. Yaitu mereka yang hatinya beriman dengan sempurna yang menuntut pengamalan anggota badan. Allah meneguhkan mereka di dunia. Ketika terdapat syubhat Allah meneguhkan dengan hidayah dan keyakinan, serta ketika datang syahwat Dia meneguhkan dengan iradah (keinginan) kuat hingga hamba tersebut lebih mendahulukan yang dicintai Allah dari pada hawa nafsunya (Taisirul karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil manan, hal 379).

Para Salaf dalam Memegang Prinsip

Jika kita membuka lembaran sejarah para salafus shalih, sungguh kita akan mendapati mereka adalah orang yang teguh dalam memegang prinsip. Mereka teguh memegang kebenaran dan tidak goyah dengan siksaan dan ancaman.
Lihatlah shahabat Bilal yang teguh memegang kebenaran walaupun dia harus menerima siksaan dari majikannya, Umaiyah bin Khalaf. Berbagai macam siksaan ditimpakan kepadanya, baik cacian, pukulan, cambukan, hingga beliau ditindih batu besar di tengah padang pasir dan di bawah terik matahari yang panas namun tidak merubah keyakinannya. Iman beliau tidak bergeming sedikitpun. Hanya kata ahad..ahad...ahad yang terlontar dari mulutnya.
Demikian pula Imam Ahmad yang dipenjara, disiksa dan dicambuki ketika menghadapi fitnah Khalqul Qur'an. Ia tetap teguh memegang aqidah yang benar. Ketika Mu'tashim membujuknya untuk mengakui bahwa Al-Qur'an adalah makhluk, beliau tetap teguh pada pendiriannya, hingga menjadikan Mu'tashim murka. Dia memerintahkan para tentaranya untuk melucuti pakaian sang imam, selain kain sarungnya, lalu merantainya, dan mencambukinya. Jumlah algojo yang ditugaskan untuk mencambuk beliau banyak sekali. Mereka bergantian dalam melaksanakan eksekusi ini.

Setiap hari mereka selalu mencambuki sang imam sampai beliau pingsan. Demikian mereka lakukan terus menerus. Cambukan para algojo ini telah meninggalkan bekas yang tak terbayangkan pada tubuh renta sang imam. Seseorang yang pernah datang untuk mengobati luka-luka yang ditimbulkan oleh cambukan itu berkata,"Demi Allah, aku telah melihat bekas seribu cambukan! Belum pernah aku saksikan bekas cambukan sehebat ini!" Walau demikian beliau tidak bergeser sedikitpun dari akidah yang benar.

Faktor-faktor yang Menguatkan Keteguhan Hati

1. ...... Bersambung

(Yazid/ Media Islam An-Najah Edisi 44)






KOKAM

KOKAM